Elon Musk Tawarkan Rp1,5 Triliun untuk Akuisisi OpenAI, Sam Altman Menolak
Kembali ke Daftar Artikel

Elon Musk Tawarkan Rp1,5 Triliun untuk Akuisisi OpenAI, Sam Altman Menolak

2/11/2025bageur.idBisnis

Bogor, Bageur - news Elon Musk kembali membuat gebrakan besar di dunia teknologi dengan mengajukan tawaran sebesar US$97,4 miliar (sekitar Rp1.594 triliun) untuk membeli OpenAI, perusahaan pengembang ChatGPT. Langkah ini menjadi bagian dari perseteruan panjang antara Musk dan CEO OpenAI, Sam Altman, yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Musk, yang merupakan salah satu pendiri OpenAI pada 2015, telah lama mengkritik pergeseran perusahaan dari model nirlaba menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan. Ia bahkan melayangkan sejumlah tuntutan hukum terhadap OpenAI dan para pemimpinnya, menuding mereka menyimpang dari visi awal dan mengeksploitasi teknologi AI untuk kepentingan bisnis semata.


Musk vs OpenAI: Konflik yang Semakin Panas

Menurut Musk, OpenAI awalnya didirikan sebagai organisasi filantropi dengan tujuan mengembangkan Artificial General Intelligence (AGI) yang aman dan terbuka untuk semua. Namun, dalam perjalanannya, OpenAI berkembang menjadi entitas bisnis dengan investor besar seperti Microsoft dan Thrive Capital yang berorientasi pada keuntungan.

Musk menilai langkah ini sebagai pengkhianatan terhadap visi awal dan berpendapat bahwa OpenAI harus kembali ke jalur semula sebagai proyek berbasis open-source dan keselamatan AI.

"Sudah waktunya bagi OpenAI untuk kembali menjadi kekuatan open-source yang berfokus pada keselamatan seperti dulu. Kami akan memastikan hal itu terjadi," – Marc Toberoff, pengacara investor Musk (dikutip dari CNN).

Sebagai respons atas tawaran akuisisi tersebut, Sam Altman dengan tegas menolak melalui akun X (Twitter) miliknya dengan nada sarkasme:

"Tidak, terima kasih, tetapi kami akan membeli Twitter seharga US$9,74 miliar jika Anda mau." – Sam Altman (@sama)

Perubahan OpenAI dan Dinamika Bisnis AI

Saat ini, OpenAI dioperasikan oleh organisasi nirlaba yang mengendalikan entitas bernama OpenAI LP, sebuah perusahaan for-profit di dalam struktur yang lebih besar. Model bisnis ini memungkinkan OpenAI berkembang pesat, dengan nilai perusahaan yang kini ditaksir mencapai US$100 miliar hanya dalam beberapa tahun.

Dengan dukungan Microsoft dan investor lainnya, OpenAI memiliki kewajiban untuk mengembangkan produk AI lebih cepat dan mengutamakan keuntungan. Hal ini berbeda dari visi awalnya yang menitikberatkan pada keterbukaan dan keamanan teknologi.

Namun, pergeseran ini juga menimbulkan tantangan baru, terutama dalam etika pengembangan AI. Banyak pihak khawatir bahwa inovasi yang terlalu cepat dapat menyebabkan penyalahgunaan teknologi, seperti penyebaran informasi palsu dan manipulasi konten AI yang sulit dibedakan dari dunia nyata.


Persaingan Ketat: DeepSeek Mengancam Dominasi OpenAI

Sementara Musk dan OpenAI bersitegang, industri AI global tengah mengalami perubahan besar dengan kehadiran DeepSeek, perusahaan AI asal China yang baru-baru ini mencuri perhatian dunia.

DeepSeek berhasil mengalahkan ChatGPT sebagai aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store AS, sebuah pencapaian mengejutkan yang menandakan meningkatnya dominasi teknologi AI China.

Keunggulan utama DeepSeek terletak pada:

  1. Efisiensi biaya dan daya komputasi yang jauh lebih murah dibandingkan OpenAI, Google, dan Meta.
  2. Kemampuan pengembangan model AI tanpa menggunakan chip H100 dari Nvidia, yang terkena blokir ekspor AS.

Dampak dari keberhasilan DeepSeek begitu besar hingga menyebabkan anjloknya saham Nvidia, yang kehilangan hampir US$600 miliar dalam market value dalam sehari, mencatat rekor kerugian terbesar yang pernah terjadi di Wall Street.


Masa Depan OpenAI: Tetap Independen atau Berubah Arah?

Penolakan Sam Altman terhadap tawaran Elon Musk menegaskan bahwa OpenAI akan tetap melanjutkan jalur bisnisnya saat ini. Namun, tekanan dari berbagai pihak, baik dari Musk, regulator, maupun kompetitor seperti DeepSeek, dapat memaksa OpenAI untuk menyesuaikan strateginya.

Dengan persaingan di industri AI yang semakin sengit dan tuntutan etika yang terus berkembang, masa depan OpenAI akan ditentukan oleh kemampuan mereka menjaga keseimbangan antara inovasi, keselamatan, dan kepentingan bisnis.

Satu hal yang pasti, perang AI masih jauh dari kata selesai.

Bagikan:

Artikel Terkait

Cara Meningkatkan Kecepatan Loading Website

Cara Meningkatkan Kecepatan Loading Website

Cara Mempercepat Website untuk Meningkatkan Pengalaman Pengguna dan SEO...

Mengapa UMKM Perlu Website? 10 Alasan Berdasarkan Data Terbaru 2024

Mengapa UMKM Perlu Website? 10 Alasan Berdasarkan Data Terbaru 2024

Website memberi UMKM kesempatan untuk dikenal lebih luas. penetrasi pengguna internet di Indonesia t...

Kenapa UMKM Harus Banget Masuk Digital? Yuk, Simak Alasannya!

Kenapa UMKM Harus Banget Masuk Digital? Yuk, Simak Alasannya!

Biar Bisa Jualan Kemana-mana, Tanpa Batas!Kerja Lebih Gampang, Hasil Makin Yahud Layanan Pelanggan J...