.png&w=3840&q=75)
Komdigi Bentuk Divisi Khusus AI, Ini Perannya!
Bogor, bageur - news Dalam menghadapi era kecerdasan buatan (AI) yang semakin berkembang pesat, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah membentuk divisi khusus yang berfokus pada pengelolaan AI dan teknologi baru. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat adopsi dan hilirisasi teknologi, sekaligus merancang kebijakan yang lebih kuat dalam pemanfaatan AI di berbagai sektor strategis.
Divisi AI di Komdigi dan Peranannya
Divisi AI ini berada di bawah Direktorat Ekosistem Digital, yang merupakan bagian dari struktur baru Komdigi. Tugas utama divisi ini adalah memastikan teknologi AI dapat diadopsi dengan baik dalam berbagai industri, serta memberikan regulasi dan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan teknologi.
Direktorat ini juga bertanggung jawab dalam mengembangkan sandbox regulation, sebuah mekanisme uji coba kebijakan untuk menyesuaikan aturan dengan kebutuhan industri AI. Dengan adanya pendekatan ini, Komdigi berharap dapat menghasilkan kebijakan yang inovatif dan responsif terhadap tantangan teknologi masa depan.
Regulasi AI di Indonesia
Hingga saat ini, Indonesia masih belum memiliki regulasi yang secara spesifik mengatur penggunaan AI. Satu-satunya acuan yang telah dirilis adalah Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial, yang bersifat himbauan dan belum memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
Namun, Komdigi kini tengah menggodok regulasi yang lebih kuat dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Diskusi intensif dengan stakeholder telah dimulai sejak awal tahun ini, dan diperkirakan akan berlangsung hingga Maret mendatang.
Kebutuhan Talenta AI yang Meningkat
Pesatnya perkembangan teknologi AI juga memunculkan kebutuhan besar akan talenta digital. Diperkirakan Indonesia membutuhkan sekitar 600 ribu talenta digital per tahun hingga 2030. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka industri teknologi dalam negeri bisa mengalami kekurangan tenaga ahli, yang berpotensi membuka peluang bagi talenta asing untuk masuk dan mengisi kekosongan tersebut.
Untuk menjawab tantangan ini, berbagai inisiatif mulai dijalankan, baik oleh pemerintah maupun sektor swasta. Salah satu program unggulan yang saat ini tengah berlangsung adalah Laskar AI, sebuah program beasiswa yang bertujuan mencetak talenta AI siap industri.
Laskar AI: Mencetak Generasi Ahli AI Indonesia
Laskar AI merupakan program kolaborasi antara Lintasarta dan Dicoding Indonesia yang dirancang untuk mengembangkan keahlian dalam bidang Machine Learning dan Data Science, dua elemen penting dalam pengembangan teknologi AI.
Program ini telah menarik perhatian besar, dengan 13.588 peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang mendaftar. Dari jumlah tersebut, 657 peserta berhasil lolos seleksi dan akan menjalani pelatihan intensif selama 6 bulan. Selain keterampilan teknis, peserta juga akan mendapatkan pelatihan soft skills untuk memastikan mereka siap bersaing di dunia kerja.
Masa Depan AI di Indonesia
Dengan semakin kuatnya ekosistem AI di Indonesia, baik dari sisi regulasi maupun pengembangan talenta, masa depan industri digital di Tanah Air terlihat semakin menjanjikan. Namun, tantangan masih tetap ada, termasuk dalam menciptakan kebijakan yang adaptif serta mempercepat kesiapan SDM di bidang AI.
Sebagai bagian dari percepatan adopsi teknologi, berbagai pihak terus berkolaborasi dalam menciptakan solusi inovatif. Dengan ekosistem yang terus berkembang, Indonesia berpeluang menjadi salah satu pemain utama dalam industri kecerdasan buatan di tingkat global.
Eksklusif untuk Pembaca Bageur-News: Dapatkan akses chatbot hanya Rp.25.000 selama 1 bulan dengan kode VAL2025. Segera DAFTAR dan mulai perjalanan Anda dalam dunia kecerdasan buatan!